...Ahlan Wa Sahlan

Assalamu'alikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Senin, 22 Maret 2010

Puisi dari Ayat-Ayat Cinta

Puisi dari Ayat-Ayat Cinta

...yang halal bagimu
Oleh: Abu Ikhlas Al-Ayyash

Sisa-sisa air wudhu Maghrib
Ahad, 06 Januari 2008
Hari-hari setelah sepakat akan sebuah kepasrahan


Duhai makhluk yang lembut hatinya
Aku tak ada siapapun kecuali Allah di hatiku
Aku ingin menjadi yang halal bagimu
Yang dapat dengan sepenuh hati mengecup keningmu
Sehingga tak ada lagi resah yang menyelimuti qolbu
Untuk redamkan tiap riak-riak harapan itu
Bukan semata untukku
Tapi juga untuk-Nya...
Karena ku malu saat merindu-Nya
Ku juga merindumu

Ku berdoa mengharap kepada-Nya
Ternyata juga karena ku mengharapkanmu


Maafkan aku...
Sungguh, jodoh bukan milikku...
Ketidaksanggupanku saat ini menyisakan sebuah kepasrahan
Ku kan kembali kepada Ar-Rahmaan
Harapan menjadi harapan
Dan biarlah menjadi rahasia tak terungkap sepanjang zaman
Jika ku pun pantas menjemputmu
Maka biarlah Allah yang mengantarkanku padamu
Di saat yang tepat
Dengan proses yang cepat
Namun sungguh pun bila kita tak bertemu
Maka biarkan menjadi kisah sejati
Yang tak akan pernah mati
Ya! tak kan pernah mati.

kisah nyata penulis, inspirasi ayat-ayat cinta
Habiburrahman El Shirazy


Posting by: Muh. Hamiruddin S.

IKHLAS DALAM BERDA’WAH

IKHLAS DALAM BERDA’WAH


“Ambillah semua dunia kalian, biarkanlah hatiku bebas lepas terasing, sesungguhnya akulah orang yang paling banyak kekayaannya meskipun kalian kira seorang diri yang terpasung”

Mendefinisikan Tujuan
Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada pertolongna Allah. Hanya kepada Allah Aku bertawakal dan hanya Kepada-Nya-lah Aku kembali.” (QS. Hud:88)

Generasi Ghuroba (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka.` Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. Al-A'raf :: 51

  • Saat banyak orang terlelap nyenyak dalam buaian selimut, kau berdiri tegar dalam syahdunya qiyamulail.
  • Saat gosip, obrolan sia-sia, dan ghibah merebak, kau hiasi lisanmu dengan tilawah dan al-ma’sturat.
  • Saat masjid tak lagi ramai, kau kembali dengan majelis ilmu dan dzikir di dalamnya.
  • Saat kawan yang lain hanya bisa menghujat kemerosotan moral, kau tinggalkan jubah egois mu dan mengambil peran perbaikan dengan sejuta pengorbanan.
Engkaulah Qhurobah…
  • Orang yang senantiasa berbuat perbaikan, saat yang lain berbuat kerusakan.
  • Orang yang senantiasa bertambah iman, saat yang lain sedang turun.
  • Orang yang senantiasa menjunjung persatuan, saat yang lain berpecah belah.
  • Orang shalih yang sedikit, diantara banyaknya orang yang tak taat.
  • Orang yang senantiasa menghidupkan sunnah dan mengajarkannya pada manusia.
Sahabat, sudahkah kita menjadi ghuroba?
Seperti yang rasulullah salallahu alaihi wassalam sampaikan?
Sungguh, Beruntunglah engkau wahai ghuroba!
  • Yang merasa sakit ketika ummat tersakiti
  • Yang merasa bertanggung jawab ketika banyaknya kemaksiatan di sekitarnya
  • Yang merasa bersalah ketika orang-orang terdekatnya jatuh dalam kubangan maksiat
  • Yang bersedia lelah meski ujian dihadapan
  • Sudahkah kita memurnikan niat kita?
  • Sudahkah kita memiliki rasa tanggung jawab terhadap dakwah ini?
  • Sudahkah kita benar-benar menshibghohkan diri kita pada jalan dakwah ini?
Atau hanya sekedar sambilan saja, mengisi waktu luang saja, karena disuruh murobbi saja, atau karena ingin mendapat gelar aktivis saja? atau jangan-jangan kita hanya ghurobah palsu? Aktifis dakwah PALSU!

Ghuroba’u wa li ghairillahi laa nahnil jibaa, Ghuroba’u war tadhainaa haa syi’aran lil hayaa, Inta sal’anna fa inna laa nubaali bithughaa, Nahnu jundullahi dauman darbuna darbul-ubaa, Lan nubaali bil quyuud, bal sanamdhi lil khulud, Fal nujadid wa nunaadhil wa huqaatil min jadiid, Ghurobaa’un hakadzal ahraaru fii dunya-al’abiid, Kam tadzaakarnaa zamaanan yawma kunna su’adaa’, Bi kitaabillahi natlu-hu shabaahan wa masaa’

Ghuroba, kami takkan meletakkan kening kepada selain Alloh, Kami rela ia sebagai syiar bagi kehidupan kami.

Jika engkau bertanya siapa kami?,
Kamilah orang yang tak gentar dengan thagut durjana kamilah tentara Alloh, langkah kami langkah kesatria.

Kami tak peduli dengan belenggu, Terus maju menuju keabadian, Kami terus berjihad dan berjuang dan berperang kembali di jalan-Nya.

Ghuroba itulah orang-orang merdeka ditengah para budak. Betapa sering kami mengingat masa lalu, Disaat umat Islam berbahagia Dengan Kitab Alloh yang selalu dibaca Diwaktu pagi dan dikala senja”


 
by: Hamiruddin, Muh. S.

...Wailal-ligo'

Terima kasih atas kunjungan bro n sis ke blogku, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,