...Ahlan Wa Sahlan

Assalamu'alikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Senin, 15 Februari 2010

Menatap Masa Depan MEMAKNAI HIDUP DENGAN PEDOMAN AL QUR’AN

Menatap Masa Depan,
MEMAKNAI HIDUP DENGAN PEDOMAN AL QUR’AN.


Siapa Kita? Dari mana Kita? Mau Kemana Kita? Apa tugas hidup kita?



SIAPA KITA ?

                Kita adalah Hamba Allah.

                “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”

                (Q.S. Adz Dzaariyaat (51) : 56)


DARIMANA KITA?

                Kita adalah Ciptaan Allah.

                “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).”

                “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”

                (Q.S. Al Mu’minuun (23) : 12 – 14)


MAU KEMANA KITA?

                Kita akan kembali menghadap Allah SWT

                “Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati” (Q.S. Al Mu’minuun (23) : 15)

                “Katakanlah: “Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S. Al Jaatsiyah (45) : 26)


APA TUGAS HIDUP KITA?

                Kita bertugas sebagai Khalifah Allah di muka bumi.

                “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman : “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al Baqarah (2) : 30)



Semua orang ingin meraih yang terbaik dalam hidup.

Namun pada kenyataannya banyak orang yang tidak berhasil dan menghabiskan sisa hidupnya dengan perasaan tidak puas. Mengapa ?

Mungkin karena mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk meraih keberhasialan hidup.



Hidup ini…. Desahan Nafas ini….. Detak Jantung ini…. Aliran Darah ini…..Adalah A M A N A H



Mari Kita Sejenak Merenungi apa yang telah kita lakukan

Tulis tanggal lahir:

Ketiaka aku lahir semua orang teerrtawa gembira, sementara aku menangis.

Akan Datang suatu Hari Dimana Semuanya akan Ditanya akan apa yang telah dilakukannya.

Dan Allah yang telah mengeluarkan dari perut Ibu mereka, Dan Kami jadikan pendengaran, penglihatan dan matahari agar mereka dapat bersyukur.



Kesuksesan… hanya akan…

Diinspirasi Oleh mereka yang ber-VISI.
Dimiliki Oleh mereka yang berkeyakinan mendalam.
Dilaksanakan Oleh mereka yang IKHLAS.
Dimulai Oleh mereka yang Cerdas.
Dimenangkan Oleh mereka yang berani.
Dipelihara Oleh mereka yang sehat dan kuat.
Digerakkan Oleh mereka yang ter-MOTIVASI.
Diraih dengan Perencanaan yang matang.
Dihasilkan Oleh Kerjasama TIM yang solid..


http://hamirmaqda.blogspot.com/


My Blog - My Inspiration
by: Muh. Hamiruddin S.

KALAU ANTUM-ANTUNA TAHU

KALAU ANTUM-ANTUNA TAHU

Sebuah Refleksi Kisah Perjalanan Da'wah Rasululllah.
Created By:  Muh. Hamiruddin S.



          Andai kamu tahu, bagaimana pedih dan perihnya perjuangan menyebarkan Islam yang dijalani Rasulullah saw. dan para sahabatnya, kamu akan sangat menghargai jerih payah mereka. Kamu akan bangga dengan tetesan keringat, darah dan air mata Rasulullah dan para sahabatnya. Kamu akan membayar usaha mereka dengan prestasi yang kamu tunjukkan, juga dalam membela Islam.

          Tahukah kamu, perjuangan Rasulullah saw. penuh dengan risiko. Dalam suatu kesempatan Rasulullah saw. berhenti di depan rumah sejumlah kabilah sembari berkata: “Wahai Bani Fulan, sesungguhnya aku ini adalah Rasulullah untuk kalian, memerintahkan kalian untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Hendaklah kalian meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya sekaligus beriman kepadaku, membenarkanku, dan membelaku sampai aku menjelaskan dari Allah wahyu-Nya yang dengan itu Dia mengutusku.” (dalam Sirah Ibnu Hisyam)

          Teman, jika kamu bisa mengetahui dan memahami beratnya perjuangan di masa awal-awal berkembangnya Islam, insya Allah kamu bisa lebih bijak dalam hidup ini. Nggak asal aja. Bahkan nggak layak kalo sampe meninggalkan ajaran Islam dan berpaling menyambut ideologi lain selain Islam. Kagak bakalan deh. Sangat boleh jadi akan kamu pertahankan Islam ini dengan harta dan nyawa sebagai taruhannya.

          ”Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika mengetahuinya. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam Surga ’Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang kamu sukai, (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. (Q.S. As-Saff:553)

          Coba kita perhatikan bagaimana sikap para sahabat ketika ada seruan jihad? Para sahabat berlomba-lomba dalam menyerahkan hartanya untuk berjuang di jalan Allah. Mereka pun tidak hanya berjuang dengan harta saja tetapi juga dengan diri mereka. Mereka selalu sigap berangkat ketika ada panggilan dakwah dan jihad. Sebagaimana Ja’far bin Abi Thalib yang maju ketika Rasulullah memilih sahabat-sahabatnya yang akan hijrah ke Habsyi (Ethiopia). Begitupula Hudzaifah yang segera berangkat tanpa ragu-ragu ketika ditugaskan Rasulullah sebagai mata-mata.

Amat sangat dinantikan hadirnya manusia manusia yang berperan aktif dalam membina (mentarbiyah) Ummat agar bangun dari tidur lelapnya. Manusia2 itulah itu yang disebut :    “Murobbi” Antum Ruhul Jadid fii Jasadil Ummah


My Blog - My Inspiration
by: Muh. Hamiruddin S.

Sabtu, 13 Februari 2010

Valentine’s Day Tak Istimewa

Valentine’s Day Tak Istimewa
Posted in gaulislam edisi 120/tahun ke-3 (24 Safar 1431 H/8 Februari 2010)


Bro en Sis, bulan Februari ini orang-orang pada sibuk ngurusin keperluan Valentine’s Day (VD). Seolah, menjadi hajatan wajib yang kudu digelar tiap tahun. Nggak cuma remaja yang serius menyambut tanggal 14 Februari yang menurut mereka hari spesial, tapi orang dewasa dan anak-anak juga nggak mau ketinggalan ngeramein. Ada yang bener-bener menganggap bahwa VD adalah hari kasih sayang, tapi nggak sedikit yang cuma latah ikutan karena melihat banyak yang ngerayain dan sepertinya asik dilakuin. So, bulan Februari selalu identik dengan momen hari kasih sayang. Maka, nggak heran dong kalo tiap tahun tanggal 14 Februari dirayakan banyak orang. Momen yang menurut mereka pas untuk mengungkapkan kasih sayang. Benarkah?

Di edisi kali ini gaulislam nggak bakalan bahas sejarah VD dari berbagai versi, karena pastinya banyak yang udah bahas, termasuk gaulislam sendiri pernah bahas di tahun-tahun sebelumnya. Kamu bisa buka arsipnya di website kita. Silakan cari sendiri deh. Hehehe.. bukan nggak mau nulisin lagi, tapi khawatir kamu bosan. Sebab, udah jelaslah bahwa VD bukan berasal dari ajaran Islam. Tapi kali ini, kita lebih fokus membahas dari sudut pandang gaya hidup remaja muslim yang seharusnya memang tak terkontaminasi gaya hidup asing, salah satunya nggak ikut-ikutan kejeblos ngerayain VD. Ok?

Be My Valentine?

Para cowok yang percaya bahwa VD adalah hari kasih sayang, biasanya ngedadak romantis. Mereka sibuk nyari pasangan atau menjalin hubungan erat dengan kekasihnya yang sudah lama dipacarinya. Di antara mereka ada yang serius nyari buat dijadiin kekasih sejati atau memperkuat ikatan yang udah ada, tapi nggak sedikit yang cuma nebar rayuan gombal dan nyari gebetan baru. Ya, niatnya pasti beragam.

Bro en Sis, di bulan ini sebagian dari kita kayaknya ngedadak jadi lebih sentimentil, lebih romantis (asal jangan roman manis hati iblis aja yee—atau romantis=rokok makan gratis), lebih peka, dan ujug-ujug jadi pujangga karbitan yang bisa melahirkan puisi cinta. Ibarat grafik pada sitemeter, bulan ini mencapai peak (puncak) tertinggi. Itu karena tingkat kunjungan ke website meningkat dan juga karena banyak netter lain nge-link ke web or blog kita. Lho apa hubungannya? Ada. Maksudnya, sekadar ingin menjelaskan bahwa di bulan ini suasana hati orang-orang sedang berada di puncak untuk mikirin momen hari kasih sayang. Jadi bawaannya romantis dan lembut serta ceria (hehehe.. analoginya maksain nggak sih?).

Oya, jangan-jangan banyak di antara teman kamu (atau kamu sendiri?) yang udah nyiapin big deal neh dengan kekasih hatimu? Tambah berbunga-bunga deh menjelang perayaan Valentine Day’s. Wah, bisa-bisa banyak cowok yang nawarin diri jadi ‘pangeran’. Itu sebabnya, sekarang udah berseliweran tuh rayuan gombal: “Be My Valentine?” So pasti tuh cowok minta jawaban dari kamu yang cewek untuk menganggukkan kepala sebagai bentuk persetujuan. Pernah ngalamin nggak? Kalo saya belum hehehe.. belum mampu ngerayu cewek kalo urusannya untuk maksiat (ciee.. boleh dong punya prinsip, swit swiw..)

Hati-hati lho kalo ada cowok kurang ajar berani nanya-nanya kayak gitu sama kamu yang cewek. Waspadalah, siapa tahu itu hanya jebakan alias perangkap. Kita nggak pernah tahu kan isi hati seseorang? Dalamnya samudera bisa diselami, dangkalnya hati manusia susah dipahami. Setuju?

Boys and gals, rasanya makhluk bernama cinta bisa dipoles sedemikian rupa bergantung latar belakang yang se-dang jatuh cinta. Itu sebabnya, cinta itu memang universal banget. Kita bisa menumpahkan energi cinta kita kepada orang yang kita sayangi dan kasihi. Tapi hati-hati lho, cinta juga butuh aturan. Nggak sembarangan main tubruk atau main pukul aja dalam mengekspresikannya (*main pukul, emangnya tinju?). Yup, cinta butuh aturan, bro!

Jangan tergoda rayuan

Saling tukar kado spesial, berbalas kirim SMS cinta, adu bikin puisi cinta, saling ngasih coklat, dan ngajak jalan-jalan saat VD sudah menjadi tradisi. Nggak heran kalo hampir semua orang yang percaya bahwa VD adalah hari kasih sayang dia akan ngelakuin hal-hal tersebut.

Bro en Sis, salah satu upaya agar tak terjerumus ikutan VD, buat kita yang muslim, adalah jangan mudah tergoda rayuan. Baik rayuan dari teman yang ngajak dating di tanggal 14, maupun rayuan gombal penjual pernak-pernik VD. Ada baiknya memperhatikan pepatah Woodrow Wyatt, “seorang pria jatuh cinta melalui matanya, seorang wanita jatuh cinta melalui telinganya”. Maka pantas saja banyak cowok yang hobinya lirak-lirik nyari tampang cewek yang enak dipandang mata. Karena dari situlah jalan untuk jatuh cinta, sekaligus pintu hawa nafsu. Nah, karena cewek mudah tergoda dari rayuan, dan tentu saja itu menggunakan telinganya untuk mendengar rayuan itu, maka banyak cewek yang lemah tak berdaya ketika diberi harapan, dijanjikan, dan dirayu ini dan itu. Hmm.. apalagi di momen 14 Februari ini, banyak peluang ke arah sana. Waspadalah!

Hehehe.. jadi inget tulisan saya dan Kang Iwan Januar di buku yang kami tulis 7 tahun lalu, Jangan Nodai Cinta. Ada beberapa keterangan yang perlu saya bagikan dalam tulisan ini. Berikut kutipannya:

Pada masa Rasulullah saw. ada seorang pria sedang berjalan-jalan ketika kemudian ia melihat seorang wanita yang menarik perhatiannya. Wanita itupun memandangnya. Syetan kemudian membisikkan godaan pada keduanya hingga keduanya terus bertatapan sampai-sampai pria itu tidak menyadari bahwa ada dinding di hadapannya. Akhirnya ia menabraknya dan hidungnya terluka. Ia berkata, “Demi Allah aku tidak akan menghapus darah sampai aku mendatangi Rasulullah saw. dan memberitahukan pada beliau tentang kejadian ini.” Ketika ia berjumpa dengan Rasulullah saw. dan menceritakan peristiwa tersebut Allah Swt. pun menurunkan ayat 30-31 dari surat an-Nuur: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya,”(QS an-Nuur [24]: 30-31)

Sejak saat itu kaum muslimin diperintahkan untuk saling menjaga pandangan yang dapat memunculkan syahwat mereka.

Ketika Rasulullah saw. tengah membonceng al-Fadhl bin Abbas ra. pada saat pelaksanaan qurban dari Mudzalifah hingga ke Mina, mereka berpapasan dengan serombongan wanita yang mengendarai unta. Al-Fadhl melihat mereka dan terus menatapnya lekat-lekat. Rasulullah saw yang mengetahui hal itu lalu membalikkan kepalanya ke arah yang lain.

Sementara itu kepada Ali bin Abi Thalib ra. beliau juga bersabda: “Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan dengan pandangan lagi, karena yang pertama menjadi bagianmu dan yang berikutnya bukan lagi untukmu (menjadi dosa)”(HR Ahmad, Tirmidzi, Abu Daud)

Nah, semoga sedikit kutipan ini bisa menyegarkan kembali ingatan kamu tentang ajaran Islam. Ajaran Islam ini menyelamatkan lho. Maka, pada momen VD ini, waspadalah terhadap segala rayuan dan godaan yang bisa mengajak kepada maksiat. Berbahaya, gan!

Ikut pesta Valentine? No!

Bro en Sis, meski pada tanggal 14 Februari seluruh dunia pesta cinta, tapi bukan berarti pesta itu layak juga kamu lakuin. Bener lho. Karena yang jelas, pesta ini nggak ada sangkut pautnya dengan ajaran Islam, bahkan ada juga kalangan Kristen yang nggak suka dengan pesta ini.

Mau tahu pendapat mereka? Menurut mereka, VD nggak ada hubungannya dengan keimanan kaum Kristen. Menurut Ken Sweiger yang menulis artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Jadi, sama sekali nggak ada hubungan dengan agama Kristen. Walaupun ada juga yang menyebutkan bahwa ketika agama Kristen masuk ke Romawi, khususnya untuk menarik perhatian para pemuda Romawi agar memeluk agama Kristen, tapi mereka masih suka dengan tradisi mereka, maka dibuatlah pesta Valentine agar tradisi kaum pagannya nggak ilang.

Boys and gals, Islam juga nggak mengajarkan masalah ini. Coba deh kamu buka al-Quran en kitab-kitab hadis, dan juga fikih. Nggak ada an-juran untuk ngerayain V Day. Sebaliknya, malah dilarang abis. Misalnya dalam firman Allah Swt.: “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS al-An’am [6]: 116)

Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang menyerupai suatu kaum (gaya hidup dan adat istia-datnya), maka mereka termasuk golongan tersebut.” (HR Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar)


Jadi, kalo sampe ada remaja muslim dan muslimah yang ikutan latah ngasih kado berupa permen, coklat, atau ngirim e-mail bergambar Cupid en hati, kirim SMS, EMS, MMS, cuap-cuap di status en note facebook, bikin tweet di twitter dan lainnya yang bernuansa VD kepada seseorang yang kamu sukai, apalagi terus ngerayain pesta VD, aduh, mohon untuk segera minta ampunan sama Allah deh. Istighfar yang banyak yee… (maaf lho, bukan nyuruh-nyuruh, tapi sekadar ngingetin aja)

Bro, Islam adalah agama yang khas peribadatannya, termasuk dalam soal hari raya. Rasulullah saw. udah mengingatkan bahwa Allah Ta’ala telah memberikan kita hari raya yang terbaik dari yang pernah ada. Sabdanya: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untuk kalian dua hari raya yang lebih baik; hari fitri dan hari adha.”(HR Abu Dawud)

Allah telah melarang kaum muslimin terlibat dalam hari raya orang-orang kafir. FirmanNya (yang artinya): “Dan orang-orang yang tidak menyaksikan kepalsuan (az-zûr)…” (QS al-Furqan [25]: 72)

Terdapat kesalahan dalam sejumlah penerjemahan ayat tersebut di dalam terjemahan al-Quran bahasa Indonesia. Ayat tadi sering diterjemahkan “dan orang-orang yang tidak bersaksi palsu”. Padahal, para ulama tafsir menjelaskan beragam seperti kebohongan, kebatilan dan perbuatan syirik. Ibnu Abbas ra. menjelaskan ayat itu sebagaimana tercantum di atas, yakni hari raya orang musyrik. Sayyidina Umar bin Khaththab memerintahkan kaum muslimin untuk menjauhkan diri dari hari raya orang-orang kafir. Sebab, pada saat itulah azab Allah Swt. akan hadir.

So, walhasil nggak ada istimewanya VD bagi kaum muslimin yang tetap berpegang teguh pada ajaran Islam. Oya, sebenarnya bukan hanya tak istimewa, tapi VD adalah budaya jahiliyah bin kufur. Maka, jauhilah. Setuju kan? [solihin: osolihin@gaulislam.com | http://osolihin.com]

Kamis, 11 Februari 2010

Suatu cerita yang bagus untuk mengenang dan mencintai orang tua kita.

November 26, 2008 by tarigan
Pada waktu lampau tersebutlah sebuah pohon apel besar dan rindang sekali begitu juga buahnya. Seorang bocah kecil senang sekali datang dan bermain disekitarnya setiap hari. Ia memanjat sampai ke puncak pohon tersebut, memakan buah apel nya, istirahat dan tertidur dibawah kerindangannya. Ia sangat mencintai pohon tersebut dan begitu juga pohon tersebut juga mencintai anak tersebut.

Waktupun berlalu..., sang anakpun mulai tumbuh dewasa dan ia mulai jarang bermain dengan pohon tersebut. Suatu hari anak itu datang kembali ke pohon apel itu dan tampak sedih.

"Datang dan bermainlah denganku.", pohon tersebut meminta sang anak.
"Saya bukan lagi seorang anak kecil, saya tidak lagi bermain disekitar pohon." Sang anak menjawab:"Saya mau mainan. Saya perlu uang untuk membelinya."
"Maaf, saya tidak punya uang ...tapi kamu bisa mengambil buah apel dari pohon ini dan menjualnya. Sehingga kamu punya uang." Sang anak sangat senang, ia memanen apel tersebut, sang pohon merasa bersedih.

Suatu hari, sang anak datang lagi dan sang pohon sangat senang melihatnya. "Datang dan bermainlah denganku." Pohon itu berkata.

"Saya tidak punya banyak waktu untuk bermain. Saya harus bekerja untuk keluargaku. Kami memerlukan rumah untuk berteduh. Dapatkah kau membantuku?"
"Maaf, saya tidak punya rumah. Tapi kamu bisa memotong ranting-ranting ku untuk membangun rumah. "

Kemudian sang anak memangkas cabang-cabang pohon tersebut dan meninggalkan pohon tersebut dengan senangnya. Pohon tersebut senang melihat anak itu bahagia akan tetapi sang anak tidak pernah lagi kembali setelah itu. Sang Pohon kembali sendirian dan bersedih.

Pada suatu hari yang panas, sang anak kembali dan sang Pohon sangat bersemangat melihatnya.

"Datang dan bersandarlah padaku."kata si Pohon.
"Saya sedih dan bertambah tua. Saya ingin pergi dan istirahat sendiri. Bisa nggak kamu berikan aku sebuah perahu.

"Pakailah batang pohonku untuk membangun perahu mu.
Kau akan bisa berlayar jauh dan bergembira." Kemudian sang anak memotong pohon tersebut untuk membuat perahu. Iapun pergi berlayar dan tak pernah kembali untuk waktu yang sangat lama.
Akhirnya sang anak kembali setelah ia meninggalkan beberapa tahun."Maaf nak, saya tidak punya apa-apa lagi untuk kamu. Tidak ada lagi apel untukmu" Pohon berkata.
"Saya tidak lagi punya gigi untuk menggigit"kata sang anak.
"Tidak ada lagi
pokok pohon yang bisa kau naiki."

"Saya terlalu tua untuk memanjat pohon sekarang" kata sang anak.
"Sungguh tidak ada lagi yang bisa saya berikan padamu....yang tertinggal hanyalah akar yang mati" kata sang pohon dengan meneteskan air mata.
"Saya tidak butuh banyak sekarang, hanya tempat untuk istirahat. Saya sangat
capek setelah sekian tahun ini" jawab sang anak.
"Bagus!, akar pohon yang tua ini adalah tempat terbaik untuk istirahat danbersandar. Mari, mari bersandarlah dan duduk denganku ..."

Sang anak akhirnya duduk dan pohonpun berbahagia dan tersenyum dengan air matanya.

Ini adalah kisah kita. Pohon itu adalah orang tua kita. Saat kita kecil kita
senang dan bermain dengan Mama Papa kita. ...saat kita tumbuh dewasa ..kita meninggalkan mereka ...hanya datang sa'at kita membutuhklan sesuatu atau saat kita dalam kesulitan. Apapun itu, orang tua kita akan selalu ada dan memberikan apapun yang mereka bisa berikan untuk membuatmu bahagia. Kamu akan menganggap sikap sang anak tersebut jahat sama orang tuanya, akan tetapi begitulah kita kebanyakan kita memperlakukan orang tua kita.

Cintailah orang tua kita ...........


My Blog - My Inspiration
by: Muh. Hamiruddin S.

Rabu, 10 Februari 2010

Kisah Sedih, Ibu Yang Kehilangan Uang Sekolah Anaknya

Kisah Sedih, Ibu Yang Kehilangan Uang Sekolah Anaknya
oleh: Kukuh Setyono




Kanal: Opini
Seingat saya, sudah terlalu lama tidak menyumbang tulisan di Wikimu lagi. Memang saya orang baru yang sedang dalam tahapan belajar menulis dengan benar, baik dari segi bahasa maupun pemakaian kesederhanaan kata yang tidak menghilangkan makna. Ehm sekarang ini mungkin sudah waktunya saya menyumbang tulisan lagi. Firasat saya, semua kata dalam otak harus segera saya salurkan biar semua puas dan bergairah lagi. Tolong mungkin ada kritikan, saya pasti akan terima karena itu adalah satu syarat untuk menjadi maju dan lebih baik.



Entah apa yang akan saya tuliskan sekarang ini.....mungkin satu cerita sedih dan pilu yang saya temui di jalanan Yogyakarta bisa sedikit menjadi sebuah informasi. Akan sangat beruntung jika tulisan saya ini menjadi inspirasi bagi seseorang.



Saya lupa, kapan waktunya, namun tempatnya masih ingat, yaitu di depan pasar Beringharjo. Pasar yang menjadi tujuan dan urat nadi perekonomian Yogyakarta di kawasan Malioboro.



Saya masih ingat namanya, Selly, kurang lebih berumur 38 tahun yang berasal dari Gunung Kidul. Dua jam perjalanan dari kota Yogyakarta ke arah Selatan jika naik sepeda dan bisa sampai empat jam naik angkutan umum.



Awalnya dia, saat itu bersama anak keduanya, yang masih berumur kurang lebih satu tahun, baru menemui suaminya yang bekerja menjadi kuli bangunan di sebuah wilayah Sleman. Tujuannya sudah jelas meminta uang yang akan dipergunakan untuk membayar seluruh biaya sekolah putri pertamanya yang masuk SMP.



Karena ada titipan dari saudara, si ibu ini kemudian mampir sebentar ke pasar Beringharjo untuk membeli sebuah barang. Selesai membeli kebutuhan, sang anak meminta dibelikan es di pinggir jalan pasar. Inilah inti dari kisah yang selalu saya anggap keji.



Uang sebesar Rp 1,2 juta, yang didapatkan oleh suaminya dari mengutang ke rekan kerja maupun jurangan dan untuk kepentingan anak, hilang dicopet. Pelaku tindakan kejahatan ini sangat lihai, beraksi saat ibu menikmati es yang diminta anak yang digendongnya, dengan menyobek bagian bawah tas. Karuan saat sadar dan meraba tasnya, Selly langsung berteriak sejadi-jadinya dan meraung dengan tangisannya di tengah jalan pasar. Tentu saja, kejadian ini menarik para pengunjung pasar. Ingat hanya menarik orang, tanpa ada niatan membantu.



Bahkan senduhan tangisan ibu ini masih sempat di bawah ke kantor polisi untuk melaporkan kebejatan dan ketegaan sang pencopet. Meskipun tidak pak polisi tidak bisa mengembalikan uang yang akan dibayarkan sekolah. Tapi atas keteguhan ibu tersebut menempuh jauhnya jarak dan rasa iba, maka polisi patungan hanya sebagai ongkos pulang saja.



Memang terlalu rumit untuk dijelaskan, namun jika kita sedikit berkesimpulan. Dunia kejahatan tidak akan mengenal kata masa depan dan kehidupan anak manusia yang selalu penuh kesengsaraan. Aku memang tidak bisa membantu, namun dengan apa yang aku lakukan ini aku hanya bisa mengutuk perbuatan sang pejahat tersebut.

http://hamirmaqda.blogspot.com/kisahsedih

My Blog - My Inspiration
by: Muh. Hamiruddin S.

Dari Gerakan ke Negara - Anis Matta

Dari Gerakan ke Negara

Sebuah rekonstruksi Negara Madinah yang dibangun dari bahan dasar sebuah gerakan

Rencana itu terlalu halus untuk dideteksi secara dini oleh para pemimpin musyrik Quraisy. Tiba-tiba saja Makkah terasa lengang dan sunyi. Ada banyak wajah yang secara perlahan-lahan menghilang dari lingkungan pergaulan. tapi tidak ada berita. Tidak ada yang secara pasti mengetahui apa yang sedang terjadi dalam komunitas Muslim di bawah pimpinan Rasulullah saw ini memang bukan rencana yang bisa dirahasiakan dalam waktu lama. Orang-orang musyrik Makkah akhirnya memang mengetahui bahwa kaum Muslimin telah berhijrah ke Madinah. Tapi itu setelah proses hijrah hampir selesai.

Maka gemparlah penduduk Makkah. Tapi sebuah episode baru dalam sejarah telah dimulai: sebuah gerakan telah berkembang menjadi sebuah negara, dan sebuah negara telah bergerak menuju peradabannya; sebuah agama telah menemukan "orang-orangnya", dan sekarang mereka bergerak mencari "tanah", setelah itu mereka akan menancapkan "bangunan peradaban" mereka. Tanah, dalam agama ini, adalah persoalan kedua. Sebab yang berpijak di atas tanah adalah manusia, maka di sanalah Islam pertama kali menyemaikan dirinya; dalam ruang pikiran, ruang jiwa dan ruang gerak manusia. Tanah hanya akan menjadi penting, ketika komunitas "manusia baru" telah terbentuk dan mereka mulai membutuhkan wilayah teritorial untuk bergerak secara kolektif, legal dan diakui sebagai sebuah entitas politik.

Karena tanah hanya merupakan persoalan kedua, maka tidaklah heran bila pilihan daerah tempat hirjah diperluas oleh Rasulullah Salallaahu 'alaihi wa salam. Dua kali sebelumnya kaum Muslimin dalam jumlah yang lebih kecil berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), baru kemudian berhijrah keseluruhan ke Madinah. Tapi ketika kaum Muslimin sudah berhijrah keseluruhan ke Madinah, mereka yang sebelumnya sudah berhijrah ke Habasyah tidak serta-merta dipanggil oleh Rasulullah Saw menyusul saudara-saudara mereka di Madinah. Mereka baru menyusul ke Madinah lima atau enam tahun kemudian.

Ketika mereka tiba di Madinah, di bawah pimpinan Ja'far bin Abi Thalib, kaum Muslimin baru saja memenangkan perang Khaibar, sebuah peperangan yang sebenarnya mirip dengan sebuah pengusiran, menyusul pengkhianatan mereka dalam perang Khandak. Maka Rasulullah saw bersabda, "Aku tidak tahu dengan apa aku digembirakan oleh Allah; apakah dengan kemenangan dalam perang Khaibar atau dengan kedatangan Ja'far?"

Dari Gerakan ke Negara

Hijrah, dalam sejarah da'wah Rasulullah Saw, adalah sebuah metamorfosis dari "gerakan" menjadi "negara". Tiga belas tahun sebelumnya, Rasulullah Saw melakukan penetrasi sosial yang sangat sistematis; di mana Islam menjadi jalan hidup individu, di mana Islam "memanusia", dan manusia kemudian "memasyarakat". Sekarang, melalui hijrah, masyarakat itu bergerak linear menuju negara. Melalui hijrah gerakan itu "menegara", dan Madinah adalah wilayahnya.

Kalau inividu membutuhkan aqidah, maka negara membutuhkan perangkat sistem. begitulah setelah komunitas Muslim menegara, dan mereka memilih Madinah sebagai wilayahnya, Allah Swt menurunkan perangkat sistem yang mereka butuhkan; maka turunlah ayat-ayat hukum dan berbagai kode etik sosial, ekonomi, politik dan keamanan lainnya. Lengkaplah sudah susunan kandungan sebuah begara: manusia, tanah dan sistem.

Apa yang kemudian dilakukan Rasulullah Saw, sebenarnya relatif mirip dengan semua yang mungkin dilakukan para pemimpin politik yang baru mendirikan negara. Pertama, membangun infrastruktur negera dengan masjid sebagai simbol dan perangkat utamanya. Kedua, menciptakan kohesi sosial melalui proses persaudaraan antara dua komunitas darah yang berbeda tapi menyatu sebagai komunitas agama, antara sebagian komunitas "Quraisy" dan "Yatsrib" menjadi komunitas "Muhajirin" dan "Anshar". Ketiga, membuat nota kesepakatan untuk hidup bersama dengan komunitas lain yang berbeda, sebagai sebuah masyarakat pluralistik yang mendiami wilayah yang sama, melalui Piagam Madinah. Keempat, merancang sistem pertahanan negara melalui konsep Jihad fi Sabilillah.

Lima tahun pertama setelah hijrah dipenuhi oleh kerja keras Rasulullah Saw beserta para sahabat beliau untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidup negara Madinah. Dalam kurun waktu itu, Rasulullah Saw telah melakukan lebih dari 40 kali peperangan dalam berbagai skala. Yang terbesar dari semua peperangan itu adalah Perang Khandak, di mana kaum Muslimin keluar sebagai pemenang. Setelah itu tidak ada lagi yang terjadi di sekitar Madinah, karena semua peperangan sudah bersifat ekspansif. Negara Madinah membuktikan kekuatan dan kemandiriannya, eksistensinya dan kelangsungannya. Di sini kaum Muslimin telah membuktikan kekuatannya, setelah sebelumnya kaum Muslimin membuktikan kebenarannya.

Jadi inilah yang dilakukan Rasulullah Saw pada tahapan ini; menegakkan negara. Sebagai sebuah bangunan, negara membutuhkan dua bahan dasar manusia dan sistem. Manusialah yang akan mengisi supra struktur, sedang sistem adalah perangkat lunak, sesuatu dengan apa negara bekerja. Dan Islam adalah sistem itu, maka ia given. Tapi manusia adalah suatu yang dikelola, dibelajarkan, sedemikian rupa sampai sistem terbangun dalam dirinya sebelum kemudian mengoperasikan negara dengan sistem tersebut. Dan untuk itulah Rasulullah Saw memilih manusia-manusia terbaik yang akan mengoperasikan negara itu.

Selain kedua bahan dasar negara itu, juga perlu ada bahan pendukung lainnya. Pertama, tanah. Tidak ada negara tanpa tanah. Tapi dalam Islam ia merupakan infrastruktur pendukung yang bersifat sekunder, sebab tanah merupakan benda netral, yang hanya akan mempunyai makna ketika ia dihuni manusia dengan cara hidup tertentu. Selain berfungsi sebagai ruang hidup, tanah juga merupakan tempat Allah menitip sebagian dari kekayaan-Nya yang menjadi sumber daya kehidupan manusia. Kedua, jaringan sosial. Manusia sebagai individu hanya akan mempunyai efektivitas ketika ia terhubung dengan individu lainnya secara fungsional dalam suatu arah yang sama.

Itulah perangkat utama yang diperlukan untuk menegakkan negara; sistem, manusia, tanah dan jaringan sosial. Apabila kedalam unsur-unsur utama itu kita masukkan unsur ilmu pengetahuan dan unsur kepemimpinan, maka keempat unsur utama tersebut akan bersinergi dan tumbuh secara lebih cepat. Walaupun secara implisit sebenarnya unsur ilmu pengetahuan sudah masuk ke dalam sistem dan unsur kepemimpinan sudah masuk kedalam unsur manusia.

Dan itulah semua yang dilakukan Rasulullah Saw selama tiga belas tahun berda'wah dan membina sahabat-sahabatnya di Makkah; menyiapkan semua perangkat yang diperlukan dalam mendirikan sebuah negara yang kuat. Hasil da'wah dan pembinaan itulah yang kemudian tumpah-ruah di Madinah dan mengkristalisasi secara sangat cepat.
Begitulah transformasi itu terjadi; ketika gerakkan da'wah menemui kematangannya, ia menjelma jadi negara; ketika semua persyaratan dari sebuah negara kuat telah terpenuhi, maka negara itu tegak di atas bumi, tidak peduli di belahan bumi mana ia tegak. Proses tranformasi ini memang terjadi sangat cepat dan dalam skala yang sangat besar. Tapi proses ini sekaligus mengajari kita dua hakikat besar; pertama, tentang hakikat dan tujuan da'wah serta strategi perubahan sosial, kedua, tentang hakikat negara dan fungsinya.

 
Perubahan Sosial

Tujuan da'wah adalah mengejawantahkan kehendak-kehendak Allah Subhaanahu wa ta'ala yang kemudian kita sebut agama, atau syari'ah dalam kehidupan manusia. Syari'ah itu sesungguhnya merupakan sistem kehidupan yang integral, sempurna dan universal. Karena manusia yang akan melaksanakan dan mengoperasikan sistem tersebut, maka manusia harus disiapkan untuk peran itu. Secara struktural, unit terkecil yang ada dalam masyarakat manusia adalah individu. Itulah sebabnya, perubahan sosial harus dimulai dari sana; membangun ulang susunan kepribadian individu, mulai dari cara berpikir, mentalitas dan perilakunya. Setelah itu, individu-individu itu harus dihubungkan satu salam lain dalam suatu sistem jaringan yang baru, dengan dasar ikatan kebersamaan yang baru, identitas kolektif yang baru, sistem distribusi sosial-ekonomi-politik yang juga baru.

Begitulah Rasulullah Saw memulai pekerjaannya. Beliau melakukan penetrasi kedalam masyarakat Quraisy dan merekrut orang-orang terbaik diantara mereka. Menjelang hijrah ke Madinah, beliau juga merekrut orang-orang terbaik dari penduduk Yatsrib. Maka terbentuklah sebuah komunitas baru, dimana Islam menjadi basis identitas mereka, aqidah menjadi dasar ikatan kebersamaan mereka, ukhuwah menjadi sistem jariangan mereka dan keadilan menjadi prinsip sistem distribusi sosial-ekonomi-politik mereka. Tapi perubahan itu bermula dari sana; dalam diri individu, dalam pikiran, jiwa dan raganya.

Model perubahan sosial seperti itu mempunyai landasan pada sifat natural manusia, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Perubahan mendasar akan terjadi dalam diri individu jika ada perubahan mendasar pada pola pikirnya. Karena pikiran adalah akar perilaku. Masyarakat juga begitu. Ia akan berubah secara mendasar jika individu-individu dalam masyarakat itu berubah dalam jumlah yang relatif memadai. Tapi model perubahan ini selalu gradual dan bertahap, prosesnya lebih cenderung evalusioner, tapi dampaknya selalu bersifat revolusioner. Inilah makna firman Allah Swt, "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai mereka merubah diri-diri mereka sendiri." (ar-Ra'd: 11)


Fungsi Negara

Dalam konsep politik Islam, syariat atau kemudian kita sebut sistem atau hukum, adalah sesuatu yang sudah ada, given. Negara adalah institusi yang diperlukan untuk menerapkan sistem tersebut. Inilah perbedaan mendasar dengan negara sekuler di mana sistem atau hukum mereka adalah produk kesepakatan bersama, karena ia sebelumnya dianggap tidak ada.

Sebagai institusi, bentuk negara selalu berubah mengikuti perubahan struktur sosial dan budaya masyarakat manusia. Dari bentuk negara kerajaan, parlementer hingga presidensial. Skala negara juga berubah mengikuti perubahan struktur kekuatan antar berbagai negara dari imperium besar, ke negara bangsa dan, barangkali seperti yang sekarang jadi mimpi pemerintahan George Bush Senior di Amerika, adalah negara dunia, atau global state. Struktur etnis dan agama dalam sebuah negara juga bisa tunggal dan majemuk.

Oleh karena ini semua merupakan variabel yang terus berubah, dinamis dan tidak statis, maka Islam tidak membuat batasan tertentu tentang negara. Bentuk boleh berubah, tapi fungsinya tetap sama; institusi yang mewadahi penerapan syari'ah Allah Swt. Itulah sebabnya bentuk negara dan pemerintahan dalam sejarah Islam telah mengalami berbagai perubahan; dari sistem khilafah, ke kerajaan dan sekarang berbentuk negara bangsa dengan sistem yang beragam dari monarki, presidensial dan parlementer. Walaupun tentu saja ada bentuk yang lebih efektif menjalankan peran dan fungsi tersebut, yaitu sistem khilafah yang sebenarnya lebih mirip dengan konsep global state. Tapi efektivitasnya tidaklah ditentukan semata oleh bentuk dan sistem pemerintahannya, tapi terutama ditentukan oleh suprastrukturnya, yaitu manusia.

Namun demikian, kita akan melakukan kesalahan besar kalau kita menyederhanakan makna negara Islam dengan membatasinya hanya pada pelaksanaan hukum, pidana dan perdata, serta etika sosial politik lainnya. Persepsi ini yang membuat gambaran negara Islam lebih berciri moral ketimbang ciri lainnya. Yang perlu ditegaskan adalah bahwa syari'ah Allah itu bertujuan memberikan kebahagiaan kepada manusia secara sempurna; tujuan hidup yang jelas, yaitu ibadah untuk mendapat ridha Allah Swt, rasa aman dan kesejahteraan hidup.

Hukum-hukum Islam dalam bidang pidana dan perdata sebenarnya merupakan sub-sistem. Tapi dampak penerapan syari'ah tersebut pada penciptaan keamanan dan kesejahteraan hanya dapat muncul di bawah sebuah pemerintahan yang kuat. Dan itu bertumpu pada manusia. Hanya "orang kuat yang baik" yang bisa memberikan keadilan dan menciptakan kesejahteraan, bukan orang baik. Karena hanya orang kuat yang baik yang dapat menerapkan sistem Allah secara sempurna. Dan inilah makna hadits Rasulullah Saw, "Laki-laki Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari laki-laki mukmin yang lemah."

Alangkah dalamnya penghayatan Umar bin Kaththab tentang masalah ini ketika berdoa, "Ya Allah lindungilah kami dari orang-orang bertakwa yang lemah dan tidak berdaya, dan lindungilah kami dari orang-orang jahat yang perkasa dan tangguh." Inilah sesungguhnya misi gerakan Islam: melahirkan orang-orang baik yang kuat atau orang-orang kuat yang baik.

(M. Anis Matta, LC)


http://hamirmaqda.blogspot.com/darigerakankenegara/22


My Blog - My Inspiration
by: Muh. Hamiruddin S.

Kamis, 04 Februari 2010

Palestina Kita

Palestina Kita





28 Oktober 2009 jam 4:19
akhi: rijalul Imam.


Hingga hari ini suara Soekarno masih menggema..



Dalam Gerakan Non-Blok dan KTT Asia-Afrika..



Kini negara-negara itu telah merdeka kecuali Palestina..

Indonesia telah berkomitmen untuk memerdekekanmu wahai Palestina..






Kemerdekaan ialah hak segala bangsa, oleh karena itu segala bentuk penjajahan di muka bumi harus dimusnahkan..







Israel telah menantang Dunia,



menantang Soekarno,



menantang Indonesia,







Seret Israel ke Mahkamah Internasional sebagai penjahat perang..

 
 
 
 
 
My Blog - My Inspiration
by: Muh. Hamiruddin S.

...Wailal-ligo'

Terima kasih atas kunjungan bro n sis ke blogku, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,